Pola hidup konsumtif
Sadar atau tidak akan pola hidup seperti ini, tapi hal ini memang sedang terjadi di masyarakat kita, sekitar kita atau bahkan diri sendiri. Pola hidup konsumtif adalah pola hidup dimana seseorang lebih suka membelanjakan uangnya untuk mengkonsumsi daripada memilih untuk membuat atau memproduksi sendiri atau bagi orang-orang yang cukup ekstrem biasa dikenal dengan istilah “shopaholic.”
Coba ingat-ingat lagi, berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk barang-barang yang kita beli, berapa uang yang telah dikeluarkan untuk rekreasi, jalan-jalan, makan di restoran atau tiket bioskop yang telah kita keluarkan dalam beberapa bulan terakhir ini. Masyarakat kita khususnya di lingkungan mahasiswa sangat mudah masuk ke dalam pola hidup konsumtif ini. Membeli barang-barang, rekreasi, jalan-jalan, makan di restoran, dan tiket bioskop adalah hal yang lumrah namum bukan berarti kita jadi over dalam membelanjakan uang kita untuk hal-hal tersebut. Mengapa kita tidak coba untuk melakukan penghematan akan hal-hal ini.
Hal pertama yang perlu dimiliki adalah “Niat”. Niat di sini jangan hanya dalam pikiran saja tetapi juga harus dilaksanakan. Saya teringat akan pesan dosen saya, jika kita memiliki niat yang baik, jangan hanya diucapkan atau dipikirkan saja tapi dibuktikan dengan tindakan yang nyata. Yang kedua adalah “Pengendalian Diri.” Mungkin pada awalnya akan sangat sulit dalam mengendalikan diri kita untuk tidak melakukan hal-hal tersebut.
Namun bukan berarti kita tidak bisa, kita bisa mulai dari hal yang sederhana lebih dulu, misalnya mengurangi kebiasaan naik angkot atau ojek ke tempat-tempat yang dekat atau dalam waktu dekat bisa ditempuh jalan kaki, memasak atau makan makanan buatan ibu kita daripada memilih membeli makanan cepat saji, mengurangi rekreasi ke tempat-tempat yang cukup jauh karena bila semakin jauh suatu tempat tentulah semakin besar biaya yang dikeluarkan. Dari hal-hal yang sederhana menjadi luar biasa, bayangkan berapa uang yang kita hemat jika kita bisa mengendalikan diri kita.
Tidaklah salah jika kita melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti berbelanja, rekreasi dan lain sebagainya. Saya juga tidak menganjurkan anda menjadi orang yang kikir. Tapi kita juga harus pintar dalam memilah-milah mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting, mana yang harus didahulukan dan mana yang harus dilakukan nanti. Jika kebiasaan tersebut sudah mulai melebihi batas. Tentunya kita harus mulai menyadari bahwa kita telah terjerumus dalam pola hidup konsumtif ini. Dan kita harus mengambil tindakan agar kebiasaan kita ini tidak menjadi beban bagi kita. Jangan biarkan kita menjadi terlarut dalam pola hidup konsumtif.
1 komentar:
hai bu, ai mo comment nic..isi blognya bagus...ditambahin lg dong isinya haha...
Posting Komentar